Bagian - Bagian Bouke Ami & Proses Pengoperasiannya
3.1 Kapal
Kapal ikan merupakan kapal yang digunakan oleh nelayan untuk menangkap ikan serta dipergunakan untuk membawa ikan ( hasil tangkapan ) dari daerah tangkapan ikan kepelabuhan atau ketempat pelelangan ikan. Kapal yang digunakan penulis dalam melakukan Praktek Kerja Lapangan ( PKL III ) ini adalah KM. Kenangan Usaha. Jenis kapal ialah Kapal penanngkap ikan yang berbahan dasar Kayu dengan Panjang kapal 13,30 meter, Lebar kapal 3,10 meter, Draft kapal 0,90 meter, dan memiliki Berat kotor 6 GT, dengan bentuk Haluan V, dan bentuk Buritan U, Tanda Selar B.33.NO.2124 dengan jumlah geladak satu yang dibuat pada tahun 2001 di derah Kubu. Pemilik kapal David Ngadiman, dengan Nahkoda atau Tekongnya Bacok.
Gambar 3.1 Kapal KM. Kenangan Usaha
- Alat Navigasi
Alat Navigasi yang digunakan dikapal KM. Kenangan Usaha diantaranya :
- Kompas
Kompas, merupakan alat navigasi untuk menentukan arah berupa sebuah panah petunjuk maknet yang bebas menyelaraskan dirinya dengan medan maknet bumi secara akurat, sehingga sangat membantu dalam bernavigasi. Arah mata angin yang ditunjuknya adalah utara, selatan, timur, dan barat. Sehingga membuat perjalanan jauh lebih aman dan efisien dibandingkan saat manusia masih berpedoman pada kedudukan bintang untuk menentukan arah.
Gambar 3.2.Kompas
- GPS ( Global Position System)
GPS adalah Sistem Radio Navigasi dan penentuan posisi menggunakan Satelit. GPS digunakan sebagai, untuk menentukan posisi lintang dan bujur kapal, Untuk mengetahui kecepatan kapal, dapat mengetahui jarak tempuh kapal, dapat memperkirakan jarak waktu tiba ( ETA ) di pelabuhan tujuan, dari GPS juga kita bias menyimpan alur pelayaran yang telah kita buat di peta. GPS yang digunakan di KM. Kenagan Usaha, Merk Furuno dengan Tipe GP-31.
Gambar 3.3.Global Position System ( GPS )
3.3 Alat Tangkap ( Bouke Ami )
Alat tangkap yang digunakan untuk pengoperasian penangkapan Cumi di KM. Kenangan Usaha adalah alat tangkap jenis jaring Cumi atau Bouke Ami, yang dioperasiakan pada malam hari dengan menggunakan alat bantu lampu sebagai penerangan untuk memancing gerombolan Cumi agar berada disekitar kapal. Sistem pengoperasian jaring cumi ini hampir sama dengan jala, bedanya jala menggunakan kedua tangan untuk membuka mulut jaring, sedangkan bouke ami ini menggunakan tiang lewang untuk membukanya, setelah itu dilepas kemudian di tarik kembali ke atas geladak kapal.
Bagian – Bagian Alat Tangkap Jaring Cumi diantaranya :
- Jaring
Jaring Cumi yang digunakan di KM. Kenangan Usaha ialah jenis jaring yang berbentuk seperti kerucut dengan panjang 50 meter dengan diameter 10 meter, dengan ukuran benang yang berbeda dan ukuran mata jaring yang berbeda. Untuk bagian kaki jaring dengan ukuran benang no 36, dan ukuran mata jaring adalah 4 cm. Badan jaring dengan ukuran benang no 9, dengan ukuran mata jaring ialah 1 cm. Sedangkan bagian ujung jaring menggunakan benang berukuran no 15, dengan ukuran mata jaring sama dengan ukuran mata badan jaring yakni 1 cm.
Gambar 3.4. Jaring Cumi ( Bouke Ami )
Jaring cumi terbagi lagi menjadi 3 yaitu :
- Kaki jaring
Kaki jaring merupakan bagian yang paling depan yang terikat langsung dengan tali ris dan tali pemberat. Fungsi dari kaki jaring ini bertujuan untuk menghadang ikan atau cumi, agar masuk kedalam kantong jaring. Untuk ukuran benang kaki jaring yaitu no 36, dan ukuran mata jaring 4 cm.
Gambar 3.5. Kaki Jaring
- Badan jaring
Badan jaring merupakan bagian yang terletak di antara kaki jaring dengan kantong jaring, yang berfungsi untuk menghubungkan bagian kaki dan kantong jaring untuk menampung jenis ikan maupun cumi sebelum masuk ke dalam kantong jaring. Untuk badan jaring memiliki ukura benang no 9 dan mata jaring berukuran 1 cm.
Gambar 3.6. Badan Jaring
- Ekor/ ujung jaring
Ekor atau ujung jaring, merupakan bagian penting dari jaring cumi dimana bagian ekor jaring ini berfungsi untuk menampung ikan atau cumi. Pada bagian ekor jaring ini harus diikat terlebih dahulu agar ikan atau cumi, tidak terlepas. Untuk ekor jaring memiliki ukuran benang no 15, dan ukuran mata jaring 1 cm.
Gambar 3.7. Ekor Jaring
2. Pemberat
Untuk pemberat yang digunakan dijaring cumi ialah timah dengan berat 0,3 kilo gram per buah dan dipasang dibagian mulut jaring, sehingga untuk sekeliling mulut jaring membutuhkan 864 buah pemberat sedangkan dari cincin ketali pemberat 432 buah pemberat, jadi total pemberat yang di gunakan dijaring cumi pada KM. Kenangan Usaha adalah 1296 buah, atau sama dengan 388,8 kilo gram. Fungsi pemberat disini ialah berfungsi untuk menenggelamkan jaring sampai pada dasar perairan untuk menjerat Cumi yang berada di bawah permukaan air, sehingga Cumi tersebut terperangkap masuk kedalam badan jaring.
Gambar 3.8. Pemberat
3. Tali Pemberat
Tali pemberat bertujuan untuk mengikatkan pemberat pada jaring.
4. Tali Ris
Yakni bertujuan untuk menghubungkan tali pemberat kejaring maka tali pemberat diikatkan pada tali ris.
5. Cincin
Dalam pengoprasian jaring Cumil cincin berfungsi untuk memudahkan dalam mengerut atau menarik jaring. Cincin dipasang disekeliling mulut jaring dengan jumlah cincin 80 buah cincin. Cicin yang digunakan KM. Kenangan Usaha adalah cincin yang terbuat dari kuningan.
Gambar 3.11. Cincin
6. Tali cincin
Tali cincin berfungsi untuk menggantung atau mengikat cincin ke tali pemberat
Gambar 3.12. Tali Cincin
7. Tali Kerut
Tali kerut yakni berfungsi sebagai penarik jaring sekaligus berfungsi untuk mengerut mulut jaring sehingga ikan terperangkap dan masuk dalam badan jaring, dan untuk menaikan jaring keatas geladak.
- Alat Bantu Operasi Penangkapan
Alat bantu penangkapan yakni untuk membantu kelancaran pengoprasian selama pengoprasian alat tangkap dilakukan. Untuk itu alat bantu penanngkapan diatarannya :
- Lewang
Lewang atau biasa disebut dengan sayap di KM. Kenangan Usaha berfungsi sebagai membuka mulut jaring. Selain itu lewang juga memerlukan tali penarik yang ada pada lewang yang berfungsi untuk membentangkan jaring pada saat pengoperasian dan menahan sementara jaring sebelum jaring di turunkan. Panjang tali penarik 20 meter. Lewang juga memiliki katrol yang berada di ujung lewang yang berfungsi untuk menghindari agar tali penarik tidak tersangkut dan terjepit. Lewang memiliki dua tiang dihaluan dan diburitan kapal dan disangga oleh tali diikat dianjungan kapal, lewang dibuka saat dilakukan pengoprasian yang pertama saat tiba diderah penangkapan ( fishing groun ) dan ditutup kembali setelah pengoperasian selesai atau saat mau kembali kepelabuhan. Lewang yang digunakan di KM. Kenangan Usaha memiliki panjang 16 meter dan berbahan dasar besi di lapis fiber.
Gambar 3.14. Lewang
- Gardan
Gardan di KM. Kenangan Usaha berfungsi untuk menarik jaring agar mulut jaring terbuka dan berfungsi untuk menarik jaring naik keatas geladak. Selain itu gardan juga berfungsi untuk menarik jangkar. Gardan memiliki dua buah yakni disisi kanan dan kiri kapal. Gardan yang digunakann di KM. Kenangan Usaha memiliki diameter 25 cm.
Gambar 3.15. Gardan
- Lampu
Lampu di KM. Kenangan Usaha berfungsi sebagai penerangan dikapal dan sebagai alat bantu untuk memancing Cumi agar bergerombol disekitar kapal. Jumlah lampu yang terdapat di KM. Kenangan Usaha adalah 38 buah diantaranya, 12 buah disisi kanan, 12 buah disisi kiri, 3 buah menghadap buritan, 3 buah menghadap haluan kapal dan 8 buah lampu tangan atau lampu yang menjolor ke sisi kapal. Lampu kapal di bagian sisi kanan, kiri, depan dan belakang 1500 watt. Sedangkan lampu tangan, ada yang 400 watt, 500 watt, dan 900 watt.
Gambar 3.16. Lampu
4. Katrol
Katrol dalam KM. Kenangan Usaha berjumlah 2 buah katrol yang terletak pada tiang derek. Katrol berfungsi sebagai alat bantu dalam memudahkan proses penurunan ataupun penarikan alat tangkap. Selain itu juga berfunggsi untuk menjaga tali penarik agar tidak tersangkut dan terjepit.
Gambar 3.18. Katrol
5. Pasak dan tali pasak
Pasak atau jarum berfungsi untuk melekatkan jaring sementara pada tali penarik yang berada di lewang. Pasak berbahan dasar besi dengan panjang 30 cm. pasak memiliki tali penarik yang berguna untuk melepaskan pasak pada jaring disaat jaring mau di jatuhkan, tali pasak memiliki panjang 17 meter.
Gambar 3.19. Jarum
- Proses Pengoperasian Alat Tangkap
Proses pengoperasian alat tangkap yang dilakukan di KM. Kenangan Usaha yakni, pengoperasian alat tangkap jaring Cumi dilakukan pada malam hari dan dilakukan selama 3 sampai 4 kali dalam satu malam. Sebelum melakukan penangkapan yang pertamakali di lakukan adalah :
- Membuka Sayap atau Lewang
Lewang yang digunakan untuk membuka jaring berada disisi kanan lambung kapal. Lewang yang diguanakan di KM. Kenangan Usaha memiliki 2 lewang diantaranya tiang lewang sebelah buritan dan tiang lewang di haluan kapal. Lewang dibuka setelah tiba di fishinggroun dan hanya di buka satu kali selama pengoperasian berlangsung dan baru ditutup ketika hendak kembali ke pelabuhan.
- Pengumpulan Cumi di Sekitar Kapal
Setelah lewang terbuka dan terpasang dengan kuat maka lampu penerangan atau lampu untuk mengumpulkan Cumi dihidupkan atau dinyalakan yakni dari pukul 6 sore, setelah lampu menyala maka didiamkan sementara dalam jangka waktu 2 jam namun jika hasil tangkapan sedikit lampu bisa dibiarkan selama 3 jam. Setelah proses menunggu selama 2 jam lampu yang berada disebelah sisi kiri, buritan dan haluan kapal dimatikan namun yang disisi kanan tetap menyala untuk mengupulkan Cumi agar bergerombol disisi kanan kapal.
- Penurunan Alat Tangkap ( Setting )
Sebelum jaring dijatuhkan terlebih dahulu untuk mengikat ujung atau ekor jaring agar hasil tangkapan tidak lepas. Kemudian kaki jaring ditarik untuk membuka mulut jaring dengan bantuan pasak atau jarum setelah mulut jaring terbuka lampu disisi kanan dimatikan dan hanya lampu tangan yang menyala kemudian jaring ditahan selama kurang lebih 5 menit untuk memastikan Cumi telah bergerombol disisi kanan kapal tepatnya dibawah mulut jaring. Setelah itu ABK menarik tali pasak sesuai dengan aba – aba dari tekong atau Nakhoda barulah jaring diturunkan dengan posisi mulut jaring terlebih dahulu baru diikuti oleh badan serta ekor jaring.
- Penarikan Alat Tangkap ( Hauling )
Setelah jaring diturunka lampu dinyalakan kembali secara keseluruhan setelah itu tali kerut ditarik sehingga posisi mulut jaring tertutup bertujuan agar Cumi tetap terperangkap didalam jaring, kemudian jaring diangkat keatas geladak dengan menggunakan Gardan, dengan posisi mulut jaring terlebih dahulu yang diangkat atau dinaikan keatas geladak. Setelah jaring diangkat keatas geladak jaring ditarik terlebih dahulu ke haluan dan buritan kapal agar jaring melebar, kemudian ikatan yang ada diujung ekor jaring dilepas untuk membuka hasil tangkapan dari dalam jaring. Setelah itu lampu dibiarkan lagi menyala selama 2 sampai 3 jam untuk mengumpulkan Cumi agar bergerombol disekitar kapal dan dilakukan lagi seperti yang diatas dan begitu sampai seterusnya.
- Daerah Penangkapan Ikan
Daerah penangkapan ikan atau fishing ground KM. Kenangan Usaha selama 10 hari ialah diperairan pulau datok selama sepuluh hari kami tidak pindah lokasi dikarenakan hasil tangkapan diperairan tersebut terdapat banyak Cumi sehingga membuat kami untuk tetap dilokasi tersebut. Untuk daerah fishinggroun secara geografis Pulau Datok terletak diposisi 0˚ 09’ 660” LS dan 108˚ 46’ 182” BT. Untuk menuju fishing ground memerlukan waktu sekitar 4 jam.
Gambar 3.20. peta fishinggroun
- Hasil Tangkapan
Untuk hasil tangkapan di KM. Kenangan Usaha dengan menggunakan jaring Cumi ( Bouke Ami ) adalah Cumi. Namun selain sasaran utama tadi ada juga ikan - ikan lain yang masuk kedalam jaring yakitu ikan campor seperti ikan tamban, dan ikan gembung yang ikut serta dalam hasil penangkapan. Untuk hasil tangkapan KM. kenangan usaha selama 10 hari sebanyak :
- Cumi Besar 300 Kg
- Cumi Kecil 600 Kg
- Ikan Campor 100 Kg
Jadi total hasil pendapatan KM. Kenangan Usaha selama 10 hari adalah 1000 Kg
Gambar 3.21. Hasil Tangkapan
- Penanganan Hasil Tangkapan
Penanganan hasil tangkapan yang dilakukan diatas kapal KM. Kenangan Usaha adalah, setelah hasil tangkapan dicurah dari dalam jaring, Cumi langsung dipisah ( sortir ) sesui dengan ukurannya, sambil Cumi dipisah langsung dimasukkan kedalam baskom. Cumi dipisa sesuai dengan ukurannya diantaranya Cumi yang besar, dan kecil. Setelah Cumi dipisah sesui dengan ukurannya Cumi dicuci terlebih dahulu dengan air asin menggunakan slang dari mesin kapal setelah itu Cumi langsung disimpan kedalam blong yang sudah ada didalam palka.
Setelah Cumi disimpan kedalam blong yang berbeda, Cumi langsung diberi es didalam blong tersebut, es yang dimasukkan kedalam blong harus merata dengan Cumi yang ada didalam blong. Maksudnya adalah jika Cumi yang dimasukkan kedalam blong sebabyak 1 baskom maka es yang dimasukan untuk menunda atau mencegah pembusukan Cumi adalah 1 baskom maka perbandingan Cumi dengan es adalah 1 berbanding 1. Maka setelah es dimasukan didalam blong es dengan Cumi langsung dicampur hingga merata